Berita

RI Dikepret Belanda, India dan juga China Jadi Raja Ekspor Jamu Herbal Bumi

35
×

RI Dikepret Belanda, India dan juga China Jadi Raja Ekspor Jamu Herbal Bumi

Sebarkan artikel ini
RI Dikepret Belanda, India lalu juga China Jadi Raja Ekspor Jamu Herbal Bumi

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Koordinator Area Pembangunan Individu kemudian Kebudayaan (Kemenko PMK) mengumumkan Indonesi masih kalah dari India, China hingga Belanda di mengekspor komoditas jamu herbal lalu fitofarmaka pada pangsa global. Padahal, Indonesia miliki keanekaragaman hayati atau biodiversity terbesar kedua dalam planet pasca Brasil.

“Indonesia ini miliki biodiversity terbesar kedua di dalam bumi setelahnya Brasil. Kemudian disusul Indonesia, ketiga Kolombia, keempat China, kelima Peru, juga bahkan India itu ke-10 ya. Kenapa kami memberikan catatan India ke-10? lantaran pada di tempat ini ironisnya, pengekspor jamu herbal lalu fitofarmaka rangking pertama itu India, kedua China, kemudian disusul Belanda,” kata Deputi Lingkup Kerjasama Pembaruan Tingkat Bidang Kesehatan dan juga Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Budiono Subambang di Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Hari Senin (24/6/2024).

Sebagai catatan, fitofarmaka merupakan obat tradisional dari material alami yang mana pembuatannya terstandarkan kemudian memenuhi kriteria ilmiah.

Budiono menganggap fitofarmaka mempunyai kemungkinan besar untuk berubah menjadi item farmasi utama Indonesia, dengan memanfaatkan kekayaan alam yang mana melimpah. Selain itu, menurutnya, pengembangan fitofarmaka di dalam Nusantara juga mampu membuka lapangan kerja baru, sekaligus meningkatkan kemandirian obat untuk menyokong kesehatan ke pada negeri.

“Indonesia ini sangat kaya pada miliki jenis flora obat serta dapat dikembangkan menjadi jamu herbal fitofarmaka. Namun, pemanfaatannya masih belum optimal,” ujarnya.

Pekerja meracik jamu di dalam toko Jamu Bukti Mentjos, Jakarta, Rabu (20/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Pekerja meracik jamu ke toko Jamu Bukti Mentjos, Jakarta, Rabu (20/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Pekerja meracik jamu pada toko Jamu Bukti Mentjos, Jakarta, Rabu (20/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Dalam menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Penguraian Industri Farmasi kemudian Alat Kesehatan, khususnya bidang yang dimaksud memanfaatkan sumber material alam, kata Budiono, jamu sampai dengan obat herbal nantinya betul-betul bisa saja diberikan resep seperti yang mana sudah ada dilaksanakan Jepang.

“Hanya memang, ke depan bagaimana itu bisa jadi masuk pada pada bagian yang dimaksud komplemen dengan obat-obat yang mana ketika ini ada,” tukas dia.

Budiono mengumumkan regulasi yang dimaksud jelas, juga riset yang mana terintegrasi sangat penting pada memajukan sektor fitofarmaka. “Tentu ini pemerintah atau kami, harus menyediakan dana kemudian prasarana yang digunakan memadai, mulai dari riset dan juga menyokong kerjasama dengan para akademisi untuk menghasilkan kembali produk-produk fitofarmaka yang mana berkualitas. Nah ini pentingnya kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan serta Kementerian/Lembaga,” lanjutnya.

Lebih lanjut, pada menindaklanjuti Inpres No 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Farmasi juga Alat Kesehatan, Kemenko PMK sudah membentuk satuan tugas percepatan pengembangan kemudian pemanfaatan fitofarmaka.

“Jadi kami sudah ada melakukan beberapa kali perjumpaan rapat koordinasi, mulai dari hulu sampai dengan hilirnya. (Sebab) kita harus tahu betul lingkungan lalu pengembangan fitofarmaka ini mulai dari pengembangan infrastrukturnya, pengembangan sumber daya manusianya, kemudian sampai dengan apa regulasi yang diperlukan sampai ke teknis,” pungkas Budiono.

Artikel Selanjutnya Temui PM Selandia Baru, Jokowi Bicara Kans Dagang Industri Halal

Artikel ini disadur dari RI Dikepret Belanda, India dan China Jadi Raja Ekspor Jamu Herbal Dunia