Kesehatan

Mengenal Alat C-Arm untuk Operasi: Cara Kerjanya dan juga Digunakan untuk Penyakit Apa?

53
×

Mengenal Alat C-Arm untuk Operasi: Cara Kerjanya dan juga Digunakan untuk Penyakit Apa?

Sebarkan artikel ini
Mengenal Alat C-Arm untuk Operasi: Cara Kerjanya juga juga Digunakan untuk Penyakit Apa?

Nadineworldwide.com – Saat ini semakin sejumlah bermunculan teknologi medis yang dimaksud menghasilkan tindakan operasi lebih banyak cepat lalu minim rasa sakit. Termasuk alat C-Arm jadi andalan dokter dalam rumah sakit canggih ketika tindakan operasi sebab minimal invasif. Alat apa sih itu dan juga digunakan untuk penyakit apa saja?

Dokter Spesialis Anastesi Samarinda, dr. Satria Sewu, Sp.An menjelaskan minimal invasif berarti tindakan medis yang digunakan menguntungkan pasien sebab lebih besar cepat sembuh, memudahkan kemudian mempercepat dokter pada waktu proses operasi. Sehingga setelahnya operasi efek samping yang mana diterima pasien berjauhan tambahan rendah.

”Tindakan ini tidak ada belaka mempercepat pemulihan pasien, tetapi juga meminimalisir efek samping obat sebab penggunaannya yang berkurang, dan juga menurunkan kemungkinan infeksi sekunder yang dimaksud dapat timbul akibat perawatan luka yang tersebut kurang baik,” ujar dr. Satria melalui rilis di keterangannya baru-baru ini. 

Mengenal C-Arm untuk Operasi Medis

Ilustrasi dokter sedang melakukan operasi (pixabay.com/sasint)
Ilustrasi dokter sedang melakukan operasi (pixabay.com/sasint)

Melansir Equipped MD, C-Arm adalah perangkat pencitraan medis atau X-Ray yang dimaksud umumnya digunakan untuk rontgen pada UGD, rumah sakit, dan juga prasarana kebugaran lainnya. Alat ini disebut C-Arm sebab batangannya membentuk huruf C, yang tersebut digunakan untuk menghubungkan sumber sinar-X yaitu tabung sinar-X juga detektor sinar-X atau penguat gambar satu sebanding lain.

Berkat batangan alat pemeriksaan membentuk huruf C ini, maka dokter spesialis ketika operasi sanggup langsyng meninjau apakah titik sasaran sinar-X yang diberikan seseuai atau belum. Tak main-main, alat ini akan otomatis memberikan sasaran ke titik akurat yang mana diharapkan dokter.

Inilah sebabnya Direktur Utama Primecare, John Kwari menyatakan ketika C-Arm digunakan untuk operasi atau tindakan pembedahan sasaran organ atau titik dapat sangat sesuai dengan yang tersebut diharapkan dokter bedah.

“Dengan teknologi C-Arm yang digunakan menyediakan layanan bedah minimal invasif dengan tingkat presisi yang tinggi,” papar John.

Cara Kerja Teknologi C-Arm untuk Operasi

C-Arm terdiri dari generator serta penguat gambar atau detektor panel datar. Sambungan berbentuk C ini memungkinkan alat dapat bergerak ke segala arah sehingga ilustrasi kondisi pasien dapat diambil dari berbagai sudut.

Pada C-Arm generator yang mana memancarkan sinar X menembus tubuh pasien dan juga penguat atau detektor akan menangkap data yang dimaksud diberikan sinar X tersebut, juga mengubahnya menjadi gambar yang ditunjukan pada monitor C-Arm. 

Menariknya, pada waktu digunakan perangkat ini dapat memberikan gambar x-ray resolusi tinggi dengan cepat, sehingga dokter dapat memantau perkembangannya kapan sekadar serta bisa jadi segera melakukan tindakan koreksi.

Penyakit yang mana Bisa Diatasi dengan C-Arm

Adapun teknologi pencitraan diperkenalkan sejak pada 1955 lalu terus mengalami perkembangan jadi lebih besar canggih dan juga cepat aetiap tahunnya, sehingga semakin banyak tindakan pada penyakit tertentu dapat diintervensi dengan alat ini. 

Beberapa penyakit yang tersebut dapat diselesaikan dengan C-Arm melalui tindakan operasi yaitu meliputi pembedahan atau anastesi (dengan bius), ortopedi atau hambatan tulang yang sulit dijangkau, traumatologi, bedah vaskular meliputi sistem saraf seperti limfatik, arteri juga pembuluh darah vena.

Lalu ada juga kesulitan kardiologi yang meliputi penyakit jantung dan juga pembuluh darah yang mana bisa saja diadakan dengan kondisi normal atau di keadaan sadar.

Adapun rumah sakit, pusat bedah, hingga klinik yang mana menggunakan alat ini akan segera dapat menghemat biaya pengobatan, bahkan risiko pasien perlu dapat tindakan bedah medis lanjut sanggup dicegah, dikarenakan bisa jadi menambah kesempatan keberhasilan tindakan operasi. 

(Sumber: Suara.com)