Kesehatan

Bahaya Challenge Makan Tahu Panas Dicocol Bubuk Cabe, Dokter Ingatkan Hal Hal ini

35
×

Bahaya Challenge Makan Tahu Panas Dicocol Bubuk Cabe, Dokter Ingatkan Hal Hal ini

Sebarkan artikel ini
Bahaya Challenge Makan Tahu Panas Dicocol Bubuk Cabe, Dokter Ingatkan Hal Hal ini

Nadineworldwide.com – Akhir-akhir ini ramai di dalam media sosial TikTok Challenge sebagai makan tahu panas. Tantangan yang tersebut populer dari China ini kemudian sejumlah disertai oleh content creator lokal.

Dalam tantangan tersebut, tahu yang digunakan baru matang dari penggorengan segera digulingkan ke bubuk cabai lalu dimakan ketika kondisinya masih panas lalu mengepul.

Memang challenge satu ini begitu menantang lalu menciptakan orang penasaran seperti apa sensasinya. Namun sebelum mencobanya, perlu diketahui bahwa challenge ini memiliki beberapa risiko atau bahaya.

Bahaya yang dimaksud dijelaskan dr. Nadia Alaydrus di akun TikToknya @nadialaydrus.

Tak cuma menyiksa pada waktu memakannya, dr. Nadia Alaydrus mengumumkan challenge itu mampu mengakibatkan luka bakar di dalam area lidah lalu rongga mulut.

“Pertama adalah luka bakar pada area lidah juga rongga mulut. Karena itu dapat memproduksi melepuh. Kemudian lidah juga terbakar yang digunakan kemudian dapat memunculkan timbulnya sariawan dan juga rasa nggak nyaman di area lidah,” jelasnya, dikutipkan Rabu (20/12/2023).

Tak cuma menyebabkan luka bakar, ada pula efek jangka panjang bila rutin makan makanan panas dan juga pedas, yakni risiko neoplasma esofagus atau neoplasma kerongkongan.

“Makan makanan dengan suhu yang digunakan terlalu tinggi itu mampu memberikan efek pada saluran pencernaan bagian atas, yaitu pada area rongga mulut yang mana kemudian turun ke kerongkongan yang mana bisa jadi menyebabkan inflamasi. Dan inflamasi itulah yang memicu timbulnya kanker,” terangnya.

Tak berhenti sampai di tempat situ cuma efek jangka panjangnya. Makanan juga minuman panas sanggup memicu kecacatan gigi, dikarenakan bisa jadi melemah enamel gigi.

“Kalau enamelnya rusak maka gigi akan lebih banyak rentan mengalami kerusakan, seperti gigi berlubang,” jelas dr. Nadia Alaydrus.

(Sumber: Suara.com)