JAKARTA – Debat panas berlangsung ke panggung ‘Rakyat Bersuara’ antara Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun , dengan Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay . Awal mula perdebatan itu dimulai sewaktu Refly, mengaku menyokong penuh PAN ke era reformasi.
Bukan tanpa alasan, pada era reformasi itu, beliau menganggap kalau PAN mampu memberantas Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN).
“Kalau saya mengamati PAN ini speechless ya, dulu waktu awal-awal reformasi saya pilih PAN, lantaran saya berharap ia bermetamorfosis menjadi Partai pada garda terdepan reformasi, jangan lupa ya reformasi yang dimaksud adalah salah satunya pemberantasan KKN,” kata Refly pada acara di dalam iNews TV, Rakyat Bersuara bertemakan Orang Toxic Nggak Boleh Jadi Menteri, Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Namun belakangan ini, ia mengamati kalau PAN justru memperkuat KKN di dalam Negara Indonesia kian menjamur. “Saya menyaksikan PAN hari ini dengan serius ya, ia bukan lagi pada jalur itu, justru beliau bagian dari KKN itu sendiri paling bukan ia memperkuat,” ucap Refly.
Perkataan Refly itu, sontak menciptakan Saleh Partaonan Daulay kaget. Dia lantas mempertanyakan dalam mana letak KKN, yang dimaksud dimaksud Refly.
“Yang mana yang tersebut KKN ini, Anda ini jangan seperti itu, yang dimaksud dimaksud KKN itu apa, yang digunakan PAN pada dalamnya KKN apa, nepotisme itu yang dimaksud mana,” tegas Saleh.
Lantas, Refly segera menjawab kalau pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto merupakan tindakan nepotisme yang dimaksud diwujudkan oleh PAN.
“Loh Gibran. Anda kan nyalonkan Gibran, loh gimana?” jawab Refly.
Artikel ini disadur dari Debat Sengit Refly Harun dan Saleh Daulay, soal Ketum PAN Kalah Sama Gibran di Pencawapresan